Abstrak
Kebutuhan akan sanitasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai bagian dari upaya perlindungan kesehatan dan mendorong peningkatan ekonomi melalui peningkatan kapasitas pemerintah kabupaten/kota untuk mengimplementasikan program sanitasi di Indonesia. Kota Bima sebagai lokasi studi dengan permasalahan sanitasi perlu didukung oleh stakeholder. Penelitian ini dapat melengkapi dokumen yang sudah dibuat.
Penelitian ini dilakukan dengan metode campuran atau mixed method yang dilakukan secara kualitatif pada metode Stakeholder Analysis (SA) dan metode kuantitatif pada metode Social Network Analysis (SNA). Stakeholder Analysis dilakukan dengan focus group discussion (FGD) sedangkan Social Network Analysis dilakukan berdasarkan kuesioner yang diisi oleh peserta FGD saat acara FGD berlangsung.
Hasil rangkaian penelitian di Kota Bima: teridentifikasi 52 stakeholder yang memiliki kepentingan terkait sanitasi di permukiman kumuh; terpetakan ada 8 key actors, 7 important actors, 6 interested actors, dan 9 additional actors; teridentifikasi 4 influential stakeholders yang juga adalah key actors.
Secara umum kekohesifan (density) semua jenis kerja sama pada Kota Bima tidak cukup baik, yaitu 7,7%. Diperlukan peningkatan kerja sama dengan Perusahaan Swasta, Masyarakat, dan Akademisi untuk penanganan sanitasi di permukiman kumuh Kota Bima.