Tentang kami
SEJARAH
Proyek ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana membangun ketangguhan terhadap bencana yang berkaitan dengan air dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di permukiman kumuh di Indonesia. Pengetahuan yang diperoleh dari proyek lintas disiplin ini akan digunakan untuk mengembangkan program pendidikan dan pelatihan bagi para pembuat kebijakan dan pelaku di lapangan. Sebagai bagian dari upaya ini, kami membangun sebuah model yang melibatkan manusia dan air secara bersamaan. Hasil dari proyek ini akan membantu menyusun strategi perubahan yang bersifat umum dan menyeluruh, yang mencakup: program pembelajaran (baik daring maupun luring), pelatihan bagi para pelatih (training of trainers), lokakarya, serta peta jalan untuk menyusun rencana tata kelola yang inklusif dengan menggabungkan solusi sosial dan teknis. Strategi ini akan memberikan panduan bagi tata kelola yang lebih inklusif untuk bersama-sama menciptakan permukiman kumuh yang tangguh di Indonesia. Proyek ini juga memiliki visi agar solusi terhadap tantangan air ini bisa diterapkan di seluruh kawasan perkotaan — baik yang sudah ada, yang sedang dibangun, maupun yang masih direncanakan seperti Ibu Kota Negara baru. Kami menggunakan pendekatan studi kasus perbandingan untuk mendapatkan pengetahuan baru dan pemahaman yang lebih dalam tentang interaksi sosial dan ekologi yang terjadi dalam berbagai permasalahan air, baik secara kualitas maupun kuantitas (seperti banjir, pencemaran air, serta akses terhadap air minum bersih dan sanitasi). Studi dilakukan di tiga kota menengah di Indonesia: Pontianak, Manado, dan Bima. Ketiga kota ini berada di tahap pembangunan yang berbeda dan menghadapi tantangan air yang juga berbeda-beda, namun secara keseluruhan mewakili sebagian besar permasalahan sosial dan air yang umum terjadi di kota-kota di Indonesia. Seiring dengan semakin nyatanya dampak perubahan iklim dan laju urbanisasi yang terus meningkat di Indonesia, pertumbuhan kota ke depan banyak akan terjadi di luar pusat kota besar yang sudah ada. Karena itu, tantangan terkait banjir dan kualitas air di kota-kota menengah seperti ini akan menjadi ancaman nyata yang dihadapi banyak masyarakat Indonesia dalam waktu dekat. Proyek ini melanjutkan penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2018–2020 oleh mitra kami, Deltares, atas penugasan dari Bank Dunia dan Bappenas untuk merancang kota yang tahan terhadap banjir. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ketiga kota menghadapi risiko banjir yang tinggi, terutama di daerah bantaran sungai, cekungan banjir, dan pesisir pantai. Namun, untuk bisa mengelola risiko banjir dengan efektif, dibutuhkan pemahaman yang lebih baik mengenai faktor-faktor sosial dan kualitas air. Untuk itu, tim kami yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu akan mengumpulkan data sosial dan data kualitas air yang lebih mendalam dan sesuai dengan kondisi setempat. Kami juga akan memperhatikan secara serius hubungan antara sistem sosial dan ekologi yang saling terkait. Tujuannya adalah untuk mendorong pendekatan yang lebih menyeluruh dalam mengurangi risiko bencana yang berhubungan dengan air, melalui pembangunan model yang memperhitungkan manusia dan air secara bersama-sama.
KENAPA RISE?
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat telah mendorong urbanisasi besar-besaran. Sayangnya, urbanisasi ini sering kali tidak berkelanjutan dan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti meningkatnya limbah (terutama plastik) dan terganggunya ketersediaan air bersih untuk rumah tangga—terutama di sekitar kawasan permukiman kumuh. Selain itu, perubahan iklim juga semakin memperburuk kondisi masyarakat di permukiman kumuh melalui bencana seperti banjir, kekeringan, dan cuaca yang semakin tidak menentu. Hal ini makin sulit karena permukiman kumuh sering terletak di tepi sungai atau wilayah pesisir yang rawan, di pinggiran kota. Permukiman kumuh sering diabaikan, distigmatisasi, dan kurang dihargai dalam perencanaan dan kebijakan nasional maupun daerah. Kawasan ini kerap menjadi “titik buta” di banyak peta. Kalaupun diperhatikan, solusi yang ditawarkan biasanya hanya berfokus pada pembangunan fisik atau estetika jangka pendek, tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan warga yang tinggal di sana. Padahal, kemampuan masyarakat untuk beradaptasi dan bertahan di tengah berbagai tantangan sering kali justru menjadi kekuatan utama mereka yang terlupakan. Oleh karena itu, untuk benar-benar menemukan solusi yang berkelanjutan dalam menghadapi tantangan air, dibutuhkan pendekatan lintas disiplin ilmu serta keterlibatan langsung masyarakat yang terdampak, bersama para pemangku kepentingan lainnya. Mereka bukan hanya harus hidup dengan dampak kebijakan, tetapi juga perlu dilibatkan dalam merancang dan menjalankan solusi yang akan diterapkan.
PENDANAAN
Dewan Riset Belanda (NWO) dan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (RISTEKBRIN) membiayai proyek penelitian bersama ini melalui program MERIAN yang berfokus pada perencanaan wilayah dan urbanisasi berkelanjutan. Kami juga menerima dukungan pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Universitas Radboud, Universitas Indonesia, Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial, Deltares, dan Open University.
Hal yang Sering Ditanyakan
Butuh info? Di sini ada jawaban dari pertanyaan yang paling sering ditanya soal produk dan layanan kami.